Untuk menjadi orang baik itu susah, apalagi menjadi seorang pengkritik yang baik. Susah mencari orang yang mudah mengkritik dan dia telah melakukan sesuatu dari masalah yang dikritik. Susahnya dimana?, kalau dia memamerkan apa yang sudah dia lakukan, dia akan menjadi orang sombong.

Saya baru saja membaca twitter seorang ustad yang mengkritisi seseorang yang katanya pencitraan karena fotonya yang menjadi imam di dalam dan di luar negeri menjadi viral dan kontroversi, tapi caranya mengkritisi, dia bilang bahwa dirinya yang sudah beratus dan beribu kali jadi imam tidak pernah tuh pamer, dan katanya ibadah itu adalah privasi antara hamba dan Tuhannya, Nah.. lho bukannya barusan anda pamer bin riya kl mas bro sudah jd imam ratusan bahkan ribuan kali? jatuhnya sombong khan? dalam logika sempit saya, ketika ada orang yang memulai kalimatnya dengan kata-kata "bukannya sombong yah, ....." kalimat selanjutnya pasti adalah kesombongannya. Gitu aja!

Barusan juga lagi rame masalah seorang mahasiswa yang berbadan agak gemuk mengkritisi orang yang berbadan kurus mengenai kasus kurang gizi. Nah ketika si pengkritik belum berbuat apa-apa kemudian berteriak-teriak "HEY..! lu kerja ngapain aja ini masalah kok ga selesai-selesai..?" orang-orang pasti berteriak balik sama dia "Lu sendiri sudah ngapain aja..?" maka si pengkritik ini pun akan di cap sebagai seorang pemberani bagi orang-orang yang sealiran dengan dia, disebut pemberani karna hanya dia yang berani berteriak lantang. Namun dia juga akan dicap sebagai seorang yang bermulut besar bagi orang-orang yang ga suka kritikannya, krn bukannya bantuin, malahan berteriak-teriak. Jadi sudah jelas khan sulitnya jadi seorang pengkritik yang baik.

Selain itu adab mengkritik itu sudah ada dari jaman dulu apalagi dalam Islam, Rasulullah SAW telah mencontohkan bagaimana cara menkritik. Kalau tidak perhatikan adab mengkritik yah pasti jatuhnya bukan kritik tapi cari perhatian, bedanya apa lagi? jelas bedalah, kritik itu objeknya untuk orang yang dikritik, sedangkan cari perhatian itu tujuannya untuk diri sendiri, tinggal cek niat saja yang mana dominan, krn sulit memisahkan antara kritik dan dan cari perhatian karena pasti saling mengkontaminasi satu sama lain.

Nah gini kalau pelajaran logika, etika, dan estetika tidak tamat saat sekolah. Boleh jadi kritikan yang disampaikan itu benar, tp kalau tidak pada porsinya yah tetap saja akan kontroversial. Sendal jepit yang baru dan sudah di sterilisasi hingga bebas kuman, meskipun sebersih apapun tetap tidak etis (etika) dan indah (estetika) jika diletakan dalam mangkuk diatas meja dan disekelilingnya ada makanan lain.

Yang paling cocok diletakkan di atas meja itu adalah susunan coklat yang diberikan oleh teman-teman lab mu yang kawai alias cute karena hari ini ulang tahun mu... Hahahaha


Okayama, 2018/02/05
Salam.

No comments:

Post a Comment