Emulsi
Perbedaan polaritas antara air dan minyak menyebabkan keduanya tidak bisa larut satu sama lainnya. Air memiliki gugus polar yang hanya berikatan dengan senyawa yang memiliki gugus polar juga, sedangkan minyak memiliki gugus non polar. Ketika disatukan dalam wadah dan diaduk, secepat mungkin mereka akan terpisah kembali. Tuhan menciptakan salah satu miniatur kehidupan pada kedua senyawa tersebut. Kadang dalam beberapa hal kita melihat ada dua hal yang tidak dapat di satukan satu sama lain karena perbedaan sifat ataupun karena perbedaan prinsip.

Di dekat rumah saya di jalan Dangko, ada dua kelompok masyarakat yang sering melakukan tawuran, hanya karena permasalahan lahan parkir di salah satu minimarket, akhirnya mereka masing-masing memiliki gugus yang berbeda, kelompok yang satu memilih berperan sebagai air, yang satunya berperan sebagai minyak, tak ada yang pernah saling akur. Demikian pula di kampus saya tercinta, UNHAS. Ada dua kubu oknum mahasiswa yang sering melakukan tawuran. Arogansi masing-masing kelompok yang dipertegas dengan doktrin kebanggaan almamater tiap tahun dalam acara orientasi mahasiswa baru semakin mempertegas gugus polar dan non polar yang mereka miliki.

Di dalam suatu forum yang damai, terkadang kita pun menemukan orang yang duduk berkelompok-kelompok. Kita sudah terbiasa melihat orang yang baru datang di dalam suatu forum akan selalu mencari orang-orang atau teman-teman mereka yang memiliki gugus yang sama atau memiliki sifat kepolaran yang sama dan segera duduk disamping mereka.

Air dan minyak tidak selamanya tidak dapat bersatu, demikian pula dengan kedua kelompok yang sering bertikai. Tak akan mudah menempatkan mereka dalam satu wadah atau dalam satu ruang dan mereka akan duduk saling berbaur tanpa memisahkan diri dalam kelompok-kelompoknya. Kita membutuhkan senyawa lain agar kedua senyawa tersebut dapat berbaur satu sama lainnya.

Sabun, memiliki senyawa yang biasa disebut dengan surfaktan atau emulsifier merupakan salah satu senyawa yang dapat menyatukan air dan minyak. Lesitin dalam industri pangan juga merupakan senyawa yang sering ditambahkan dalam produk pangan untuk menyatukan senyawa polar dan non polar, dan beberapa senyawa protein lainnya yang memilki sifat pengemulsi. ketika minyak dan air telah disatukan oleh emulsifier, namanya akan berubah menjadi emulsi. Jika emulsifier kurang kuat mengikat keduanya, akan ada beberapa air atau minyak akan terlepas dari sistem emulsi. Emulsifier akan menurunkan tegangan permukaan diantara pertemuan air dan minyak sehingga lebih memudahkan keduanya untuk saling berikatan.

Emulsifier memilki gugus polar dan non polar sehingga dapat mengikat dan menyatukan senyawa polar dan non polar tersebut. Dalam sebuah pertikaian atau tawuran, Pak Polisi dapat menjadi senyawa emulsifier. Demikian pula dalam tawuran kampus, pihak rektorat yang dibantu oleh Om-om Satpam kampus dapat menjadi emulsifier. Orang tua juga dapat menjadi emulsifier bagi anak-anaknya yang bertengkar, dan fasilitator/moderator juga dapat mengambil peran sebagai emulsifier jika dalam suatu forum terdapat kelompok-kelompok.

Selama emulsifier masih ada dan sifat fungsionalnya belum rusak, air dan minyak akan terus bersatu, namun jika sifat fungsional emulsifier rusak, maka air dan minyak akan terpisah kembali. Inilah yang terjadi pada beberapa tawuran, selama Pak Polisi nya masih ada di lokasi tawuran kedua kelompok akan saling menahan diri, berapa anggota dari kedua kelompok saling berjabat tangan setelah didamaikan oleh Pak Polisi. Namun setelah Pak Polisinya balik ke markas, eh.. mereka saling meninggikan lagi tegangan permukaannya. Bahkan Bapak Kapolres pernah membuat acara kambing guling untuk mendamaikan kedua kubu yang bertikai di dekat rumah saya. Pada acara tersebut kedua kubu tampak saling bersahabat, namun keesokan harinya tawuran terjadi lagi...

Secara alami, emulsi terdapat pada susu dan santan, dalam susu atau santan terdapat protein yang mengikat minyak/lemak dan air. jika proteinnya rusak, maka minyak dan air akan terlepas dari sistem emulsi. Inilah prinsip pemisahan lemak susu atau pelepasan VCO dari santan. Dalam komunitas yang memiliki anggota yang sangat beragam, jika pemersatunya sudah dirusak, maka sudah pasti akan terbentuk kelompok-kelompok kecil lainnya.

Soekarno menjadikan kompeni sebagai alasan (musuh bersama) untuk pemersatu bangsa, setelah kompeni meninggalkan nusantara, Soekarno membuat emulsi lain dengan melahirkan konsep NASAKOM untuk pemersatu bangsa. Konsep nasakom yang menjadi pengemulsi akhirnya dirusak oleh Soeharto, dan menjadikan Komunis sebagai alasan untuk bersatu melawan laten tersebut. Pancasila juga dijadikan sebagai pengemulsinya, namun pengemulsi yang paling kokoh adalah pembangunan yang dilakukan. Pengemulsi dimasa orde baru digantikan karena dirasa tidak cocok lagi diterapkan, Pembangunan yang hanya tersentralisasi dan Pancasila yang selalu menjadi tameng kekuasan akhirnya tidak disetujui lagi. Dimasa reformasi ini pemerintah mencoba membentuk emulsi kebangsaan dengan menjadikan Korupsi sebagai salah satu alasan untuk dilawan bersama, namun itupun gagal karena emulsinya dirusak sendiri oleh pembuat emulsi. Di negara lain, Amerika menjadikan teroris sebagai alasan pemersatu sekutunya, Hitler pernah menjadikan kaum yahudi sebagai pengemulsinya.

Minyak
Tanpa adanya emulsifier, minyak dlm bentuk trigliserida sebenarnya dapat mengambil peran untuk merangkul air sehingga kedua senyawa tersebut dapat berikatan. Minyak memiliki gugus gliserol yang memiliki tiga cabang yang masing-masing terikat dengan asam lemak, gliserol sendiri bersifat polar jika gliserol melepaskan satu atau dua asam lemaknya sehinga mampu mengikat air, sedangkan cabang gliserol yang terikat dengan asam lemak tetap bersifat non polar. Namun, jika ketiga cabangnya masih berikatan dengan asam lemak, maka trigliserida tersebut akan tetap bersifat non polar.

Air
Dalam urusan ikat-mengikat, Tuhan juga memperlihatkan miniatur kehidupan pada beton.
Terlepas dari perbedaan sifat polar dan non polar, air memiliki peranan penting dalam menyatukan semen, pasir, dan krikil dalam pembuatan beton. Tanpa air, dalam keadaan kering semen, pasir, dan krikil tidak dapat bersatu dan membentuk sebuah beton yang kokoh, namun dengan adanya air pada proses hidrasi mengubah semen menjadi pasta sehingga mampu mencampurkan pasir dan kerikil. Namun ketika beton nya berdiri kokoh, kemana air nya????, yah, airnya menguap meninggalkan beton yang berdiri kokoh...


Kita tinggal pilih apakah kita akan mengambil peran sebagai emulsifier yang dapat menyatukan gugus polar dan non polar namun kedua gugus tersebut akan terpisah jika pengemulsinya rusak; menjadi minyak yang melepaskan egonya dengan memutuskan salah satu atau dua asam lemaknya untuk dapat mengikat air; atau menjadi air yang menyatukan komponen penyusun beton namun pergi setelah betonnya berdiri kokoh..??

Makassar, 14 Maret 2014.
Salam,
Februadi

sumber foto :  http://simplescienceathome.files.wordpress.com/2012/11/oilwatermhedit2.jpg

1 comment: