AKU INGIN
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
BERJALAN KE BARAT WAKTU PAGI HARI
waktu berjalan ke barat di waktu pagi hari matahari mengikutiku di belakang
aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang di depan
aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang telah menciptakan bayang-bayang
aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang harus berjalan di depan
HUJAN BULAN JUNI
tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu
PADA SUATU HARI NANTI
Pada suatu hari nanti
Jasadku tak akan ada lagi
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau tak akan kurelakan sendiri
Pada suatu hari nanti
Impianku tak dikenal lagi
Tapi diantara larik-larik sajak ini
Kau akan tetap kusiasati
Pada suatu hari nanti
Suaraku tak terdengar lagi
Tapi di sela-sela huruf sajak ini
Kau tak akan letih-letihnya kucari
AKULAH SI TELAGA
akulah si telaga; berlayarlah di atasnya
berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang
menggerakkan bungga-bunga padma;
berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya,
sesampai di seberang sana: tinggalkanlah
segitu saja perahumu
biar aku yang menjaganya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment